Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, baru-baru ini melakukan kunjungan penting ke SMAN Siwalima, Ambon, Maluku. Tujuannya? Memperkenalkan Sekolah Garuda, program nasional ambisius yang fokus pada peningkatan literasi digital dan menyiapkan generasi muda Indonesia untuk bersaing di era teknologi yang terus berkembang pesat.
Meutya menegaskan, ini bukan sekadar program biasa. Sekolah Garuda adalah wujud harapan Presiden untuk mencetak siswa-siswi unggul yang bisa menembus universitas terbaik dunia. “Ini bagian dari transformasi besar dalam pendidikan di tanah air,” ujarnya.
Yang menarik, Menkomdigi menekankan kesempatan yang setara bagi seluruh siswa, terutama di wilayah Timur Indonesia, yang selama ini sering kurang mendapat perhatian. Sekolah Garuda dirancang untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter kuat—siap bertarung di kancah global.
Kurikulum terbaru yang diterapkan menitikberatkan pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), dilengkapi fasilitas modern, agar para siswa bisa menggali potensi maksimal mereka. Menurut Meutya, fokus pada sains dan teknologi ini diharapkan mampu melahirkan talenta-talenta digital yang menjadi garda depan transformasi digital Indonesia.
SMAN Siwalima sendiri adalah sekolah asrama unggulan yang sudah dikenal di Maluku sejak 2006, dengan visi menggabungkan keunggulan akademik, karakter budaya Maluku, dan nilai keimanan. Sekarang, sekolah ini menjadi salah satu dari 12 Sekolah Garuda Transformasi yang tersebar di berbagai provinsi.
Sekolah Garuda bukan cuma konsep di Ambon saja. Program nasional ini diluncurkan serentak di 16 lokasi seluruh Indonesia, termasuk empat sekolah baru yang sedang dibangun dari nol di daerah-daerah terpencil seperti Belitung Timur, Timor Tengah Selatan, Konawe Selatan, dan Bulungan.
Pemerintah menargetkan sampai 2029 akan membina 80 Sekolah Garuda Transformasi dan membangun 20 sekolah baru. Program ini dirancang untuk mempercepat pembentukan sumber daya manusia berkualitas yang dapat memutus rantai kemiskinan dan mengantarkan Indonesia menuju visi besar: Indonesia Emas 2045.
Menariknya, sistem pembiayaan Sekolah Garuda cukup inovatif. 80 persen siswa akan mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah, sementara 20 persen sisanya adalah siswa berbayar, membuka peluang bagi berbagai kalangan untuk merasakan pendidikan kelas dunia.
Jadi, seperti apa dampak nyata dari Sekolah Garuda ini? Apakah benar bisa jadi kunci sukses generasi muda Indonesia di panggung global? Nantikan perkembangan selanjutnya karena ini bisa jadi babak baru revolusi pendidikan digital di tanah air!











