Pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025, wilayah Laut Filipina diguncang gempa tektonik dahsyat berkekuatan magnitudo 7,4 yang berpusat sekitar 275 km barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 58 kilometer. Gempa ini memicu peringatan dini potensi tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemodelan, beberapa daerah di Sulawesi Utara dan Papua, seperti Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan, Minahasa bagian selatan, serta Supiori, masuk dalam status waspada tsunami. “Gempa ini memiliki potensi tsunami dengan ancaman serius di wilayah tersebut,” ujarnya.
BMKG mendesak pemerintah daerah untuk segera mengaktifkan evakuasi menyeluruh bagi masyarakat yang tinggal di pesisir dan kawasan rawan tsunami. Selain itu, warga diminta dengan tegas untuk menjauh dari pantai serta tepian sungai demi menjaga keselamatan mereka.
Estimasi waktu tiba gelombang tsunami diperkirakan sebagai berikut: Kepulauan Talaud pada pukul 08:59 WIB, Kota Bitung pukul 09:49 WIB, Minahasa Utara bagian selatan sekitar pukul 10:00 WIB, Minahasa bagian selatan pada pukul 10:02 WIB, dan Supiori pada pukul 10:26 WIB.
Daryono menambahkan, gempa tersebut tergolong gempa dangkal akibat aktivitas subduksi, dengan mekanisme pergerakan naik yang biasanya berpotensi memicu tsunami. Meski hingga pukul 09.14 WIB belum ditemukan gempa susulan, BMKG tetap menghimbau masyarakat dan pihak terkait untuk selalu waspada dan mengikuti instruksi evakuasi.











