Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Rahman Basri, menegaskan bahwa program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui jadi kunci strategis dalam perang melawan stunting. Program ini bukan sekadar bantuan, tapi langkah nyata untuk meningkatkan gizi dan kualitas hidup masyarakat.
“PMT bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui adalah upaya penting menekan angka stunting sekaligus memastikan tumbuh kembang anak optimal,” ujar Bupati Aulia saat membagikan PMT di Kecamatan Muara Wis, Kukar, Senin lalu.
Kukarnya kini jadi contoh sukses di Kalimantan Timur dalam penanganan stunting. Dalam tiga tahun terakhir, angka stunting di Kukar turun drastis dari 27,1% pada 2022 menjadi 14,3% di 2024, jauh di bawah rata-rata Kaltim yang masih di angka 22,2%.
Rahasia keberhasilan ini? Kolaborasi solid antara pemerintah daerah, berbagai instansi, organisasi sosial, puskesmas, posyandu, hingga kader stunting dan masyarakat luas, semua bersinergi menjalankan program ini dengan penuh konsistensi.
Bupati juga memberikan apresiasi besar atas kerja keras semua pihak yang terlibat. “Semakin sedikit angka stunting, semakin besar potensi SDM unggul yang akan lahir untuk menyongsong masa depan gemilang,” tegasnya.
Tidak hanya soal distribusi makanan tambahan, Bupati Aulia menekankan pentingnya edukasi gizi. Ia meminta semua pihak makin intensif menyebarkan informasi soal pola makan sehat, gizi seimbang, dan betapa krusialnya asupan gizi selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan — dari kandungan hingga usia dua tahun.
Pelayanan kesehatan masyarakat pun harus berjalan maksimal, karena kesehatan adalah hak dasar yang wajib dipenuhi pemerintah. Penanganan stunting menjadi bagian tak terpisahkan dari pelayanan tersebut.
Dengan langkah-langkah terstruktur dan dukungan semua elemen, Kukar bertekad menuntaskan stunting dan memastikan generasi penerus tumbuh sehat, cerdas, dan siap membawa daerah ini ke masa depan yang lebih cerah.











