Pemerintah Kota Samarinda tengah menyiapkan langkah revolusioner untuk mengurai kemacetan di kawasan utara kota yang selama ini menjadi momok bagi pengendara dan warga sekitar. Titik utama kemacetan ada di Simpang Lima Gunung Lingai, sebuah persimpangan strategis yang tak hanya menjadi jalur utama kendaraan dalam kota, tapi juga pintu gerbang utama dari Bandara APT Pranoto. Kendaraan berat, terutama truk dan angkutan logistik, yang melewati kawasan ini selama ini menjadi penyebab utama kemacetan kronis.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Samarinda merancang pembangunan ring road baru yang akan menghubungkan kawasan Barambai dengan berbagai titik strategis di sekitar kota. Dengan adanya jalur lingkar ini, kendaraan besar bisa dialihkan dari pusat kota, sehingga arus lalu lintas di Simpang Lima Gunung Lingai bisa lebih lancar dan aman. Kepala Dinas Perhubungan Samarinda, Hotmarulitua Manalu, mengungkapkan bahwa proyek ini sudah menjadi prioritas utama dengan dukungan penuh dari Wali Kota Andi Harun dan Pemerintah Provinsi Kaltim.
“Ring road baru ini bukan sekadar jalan alternatif, tapi langkah strategis untuk memisahkan kendaraan logistik dari kendaraan ringan dan masyarakat umum yang beraktivitas di pusat kota,” ujar Manalu.
Tak hanya itu, Dishub Samarinda juga telah menyiapkan serangkaian rekayasa lalu lintas dalam tiga tahap. Tahap pertama melibatkan penggantian barier plastik yang selama ini digunakan di persimpangan menjadi barier beton yang lebih kokoh, sekaligus menutup akses langsung antarjalur utama untuk mengurangi titik silang yang rawan kemacetan. Tahap kedua adalah pelebaran jalan di sepanjang jalur dari Gunung Lingai hingga Jembatan Sungai Mati, yang bertujuan menambah kapasitas jalan dan mengurangi tingkat kejenuhan kendaraan. Menurut Manalu, pelebaran jalan ini berhasil meningkatkan kualitas simpang dari level C ke level B dengan tingkat kejenuhan turun dari 0,9 menjadi 0,8.
Tahap terakhir adalah penambahan pulau jalan atau median baru yang didesain untuk memperlancar arus kendaraan dari berbagai arah sekaligus menekan panjang antrean. Simulasi teknis menunjukkan, dengan median baru ini, tingkat kejenuhan bisa turun signifikan hingga mencapai 0,64.
Proyek ini tidak dilakukan sendiri. Dishub Samarinda berkolaborasi erat dengan Balai Besar Jalan Nasional, Ditlantas Polda Kaltim, serta Satlantas Polresta Samarinda untuk memastikan implementasi berjalan efektif dan terintegrasi.
Manalu berharap dengan hadirnya ring road baru dan langkah-langkah rekayasa lalu lintas ini, distribusi barang dan logistik tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan kenyamanan warga. “Kita ingin masyarakat bisa bergerak lebih leluasa, tanpa terganggu kemacetan, sementara aktivitas ekonomi juga tetap berjalan baik,” ujarnya.
Langkah ini menjadi tonggak penting bagi Samarinda yang terus bertransformasi menjadi kota modern dengan infrastruktur yang mendukung mobilitas publik sekaligus mengutamakan kenyamanan warganya. Warga pun bisa menanti kota yang lebih tertata, lancar, dan pastinya bebas macet.











