Tinggi Muka Air (TMA) di Bendungan Benanga, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, kembali menanjak ke level yang bikin waswas. Hingga Sabtu (25/10/2025) pagi, ketinggian air di bendungan multifungsi yang menyuplai air irigasi dan air baku bagi warga “Kota Tepian” itu tercatat mencapai 8,10 meter.
Meski sempat turun tipis ke 8,05 meter pada siang hari, status bendungan masih berada di level waspada. Kepala Operasi Unit Pengelola Bendungan Wilayah 2, Erwin Surya Budiman, mengonfirmasi bahwa puncak kenaikan terjadi sekitar pukul 05.30 WITA. “Posisi 8,05 meter ini masuk kategori Waspada 2, sementara menurut SOP banjir di hilir, statusnya Siaga,” ujarnya saat dikonfirmasi Korankaltim.com.
Belum ada rencana evakuasi, namun seluruh tim tetap siaga penuh. Koordinasi dilakukan bersama BPBD, Pemkot Samarinda, dan pihak kelurahan di wilayah hilir. “Kondisi di hulu masih tinggi dan potensi hujan belum reda, jadi kami harus ekstra hati-hati dalam mengatur bukaan pintu air agar tidak memperburuk banjir di bawah,” tambah Erwin.
Dalam dua hingga tiga hari terakhir, intensitas hujan di kawasan bendungan dan hilir mencapai 193 milimeter, menjadi faktor utama naiknya debit air. Laporan dari pos duga Sungai Siring di perbatasan Kukar–Samarinda juga menunjukkan debit tinggi dan melimpas. “Kami kurangi volume air secara bertahap supaya tidak menimbulkan dampak lebih parah di hilir,” jelasnya lagi.
Tak hanya cuaca ekstrem, kapasitas tampungan yang menurun akibat sedimentasi juga ikut memperparah kondisi. Berdasarkan pengukuran terakhir tahun 2021, volume tampungan bendungan yang semula 0,853 juta meter kubik kini berkurang karena sedimentasi mencapai 90 ribu ton per tahun.
“Kapasitas efektif makin kecil, jadi kenaikan muka air terasa lebih cepat. Kami sudah mengusulkan pengerukan ke pemerintah pusat agar fungsi pengendalian banjir bisa maksimal lagi,” tutur Erwin.
Langkah mitigasi terus digencarkan secara terukur dan lintas instansi. Upaya ini juga sejalan dengan visi Wali Kota Samarinda untuk menjaga kawasan kota tetap aman dari genangan besar. “Kami amankan dua sisi: bendungan dan wilayah di bawahnya. Prinsipnya, semua harus siap,” tutup Erwin.











