Di tengah gencarnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), para petani di sekitar kawasan justru menghadapi persoalan mendasar: sulitnya mendapatkan pupuk dan harga gabah yang tidak menentu. Ironinya, mereka merupakan pihak yang diharapkan menopang ketahanan pangan bagi IKN ke depan.
Keresahan itu mencuat dalam Sarasehan Ketahanan Pangan dan Tanam Padi Bersama yang digelar Ikatan Keluarga Alumni Pembangunan Sosial (IKA Pemsos) FISIP Universitas Mulawarman, Sabtu (25/10/2025). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Gapoktan Maju Sejahtera, Muara Jawa Ulu, Kutai Kartanegara, itu mempertemukan petani, akademisi, serta perwakilan Otorita IKN dan Dinas Pertanian setempat.
Para petani memanfaatkan forum tersebut untuk menyampaikan langsung keluhan mereka, mulai dari sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi, ketergantungan pada tengkulak, hingga kekhawatiran terhadap perubahan tata ruang setelah proyek IKN berjalan penuh.
“Petani di Samboja harus bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri. Dengan hadirnya IKN, kami ingin mereka menjadi pemasok utama pangan di sana,” ujar Rahmat Dermawan, Ketua IKA Pemsos sekaligus anggota DPRD Kukar. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan wadah untuk merumuskan rekomendasi nyata bagi pemerintah.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Muhammad Taufik, menyerahkan bantuan pupuk secara simbolis dan memastikan kesiapan dinasnya membantu petani dalam penyaluran pupuk serta menjaga stabilitas harga hasil panen.
Sementara itu, Direktur Ketahanan Pangan Otorita IKN, Dr. Setia Lenggono, menilai petani Kukar memiliki posisi strategis dalam rantai pasok pangan IKN. “Kepres IKN sudah ditandatangani, artinya peluang bagi petani terbuka lebar. Sekarang saatnya menyiapkan rancangan dan kolaborasi nyata,” ujarnya.
Kegiatan diakhiri dengan penanaman padi bersama dan penandatanganan rekomendasi hasil dialog. Simbolis, tanah sawah yang menempel di ujung celana para peserta seakan menjadi pengingat bahwa kerja nyata ketahanan pangan dimulai bukan di ruang rapat, melainkan di lahan-lahan petani.











