Bontang – Industri kimia, termasuk subsektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi, menjadi penggerak utama investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Pada triwulan III 2025, sektor ini menyumbang 93,20 persen dari total PMDN senilai Rp789,1 miliar.
“Kontribusi terbesar kedua berasal dari sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi dengan andil 2,51 persen,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspianur, Senin. Sementara itu, sektor jasa lainnya memberi kontribusi 1,78 persen, subsektor perdagangan dan reparasi 1,36 persen, dan industri logam dasar serta barang logam non-mesin hanya 0,55 persen.
Total realisasi investasi Kota Bontang pada triwulan III 2025 mencapai Rp821 miliar, di mana sekitar 96,05 persen berasal dari PMDN. Dominasi investasi dalam negeri ini menunjukkan tingginya kepercayaan pelaku usaha terhadap stabilitas ekonomi dan kemudahan berusaha di kota ini.
“Pelaku usaha lokal terus aktif berinvestasi di berbagai sektor, dan kami berupaya mempertahankan tren positif ini melalui peningkatan kualitas layanan perizinan dan promosi investasi, agar kepercayaan investor tetap terjaga,” jelas Aspianur. Ia menekankan bahwa masuknya investasi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan sekaligus membantu pengurangan kemiskinan.
Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode yang sama juga menunjukkan geliat positif, dengan nilai investasi mencapai Rp32,4 miliar. Mayoritas PMA terserap di bidang perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan andil 68,83 persen. Disusul industri makanan 27,99 persen, industri kimia dasar dan farmasi 2,09 persen, hotel dan restoran 0,99 persen, serta perdagangan dan reparasi 0,11 persen.
Dengan capaian triwulan III yang solid, pemerintah Kota Bontang optimistis realisasi investasi hingga akhir 2025 akan melampaui target Rp2,5 triliun. “Kami yakin target tersebut dapat tercapai,” pungkas Aspianur.











