Kutai Timur – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus memperkuat sinergi antarinstansi dalam upaya mewujudkan kemandirian energi di wilayah pedesaan. Salah satu langkah strategis yang kini tengah digencarkan adalah kerja sama antara Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam pengembangan program energi surya di desa-desa terpencil.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi bagian penting dari komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan desa mandiri energi sekaligus meningkatkan pelayanan publik di sektor kelistrikan dan air bersih. “PDAM telah berkoordinasi dengan PLN terkait pemanfaatan energi surya untuk mendukung layanan air bersih desa. Ini akan sangat membantu masyarakat,” ujarnya.
Menurut Ardiansyah, akses terhadap listrik dan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dirasakan secara merata, termasuk di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik konvensional. Ia memastikan program ini akan diperluas ke seluruh pelosok desa agar masyarakat dapat menikmati fasilitas energi dan air bersih secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, Bupati menilai sinergi PLN dan PDAM sebagai contoh nyata kolaborasi lintas sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Pemanfaatan energi surya, katanya, tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap pasokan listrik utama PLN. “Dengan energi surya, desa bisa lebih mandiri dan memiliki cadangan energi ramah lingkungan,” jelasnya.
Pemkab Kutim sendiri berkomitmen memberikan dukungan penuh, mulai dari pembiayaan, penyediaan infrastruktur, hingga monitoring berkala untuk memastikan efektivitas program. Pemerintah juga menyiapkan program edukasi bagi masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan energi surya di lingkungannya.
Ardiansyah berharap, sinergi antara PLN dan PDAM ini dapat menjadi proyek percontohan (pilot project) dalam pengembangan desa mandiri energi di Kutai Timur. “Kami ingin setiap desa benar-benar merasakan manfaat energi surya secara nyata, bukan sekadar simbolik,” tutupnya.











