Radar Nusantara
No Result
View All Result
Selasa, November 11, 2025
  • Home
  • Daerah
    Bukan Sekadar Pemotongan! TKD 2026 Disebut Akan Ubah Arah Ekonomi Daerah

    Bukan Sekadar Pemotongan! TKD 2026 Disebut Akan Ubah Arah Ekonomi Daerah

    “Ironi Kesehatan di Nyuatan: Gedung Ada, Tenaga Medis Tak Ada”

    “Ironi Kesehatan di Nyuatan: Gedung Ada, Tenaga Medis Tak Ada”

    “Migas dan CPO Bikin Kejutan, Investasi Balikpapan Tembus Rp19,93 Triliun!”

    “Migas dan CPO Bikin Kejutan, Investasi Balikpapan Tembus Rp19,93 Triliun!”

    Tragis! BNPB Sebut 59 Korban Terjebak di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo, Ini Fakta Lengkapnya

    Tragis! BNPB Sebut 59 Korban Terjebak di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo, Ini Fakta Lengkapnya

    Indeks Ketahanan Pangan Kaltim Nomor 2, Seno Aji Bongkar Fakta Mengejutkan!

    Indeks Ketahanan Pangan Kaltim Nomor 2, Seno Aji Bongkar Fakta Mengejutkan!

    • Kutim
    • Samarinda
    • Kukar
    • Bontang
  • Hukum
  • Tokoh
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Sosial
  • Terkini
Subscribe
Radar Nusantara
  • Home
  • Daerah
    Bukan Sekadar Pemotongan! TKD 2026 Disebut Akan Ubah Arah Ekonomi Daerah

    Bukan Sekadar Pemotongan! TKD 2026 Disebut Akan Ubah Arah Ekonomi Daerah

    “Ironi Kesehatan di Nyuatan: Gedung Ada, Tenaga Medis Tak Ada”

    “Ironi Kesehatan di Nyuatan: Gedung Ada, Tenaga Medis Tak Ada”

    “Migas dan CPO Bikin Kejutan, Investasi Balikpapan Tembus Rp19,93 Triliun!”

    “Migas dan CPO Bikin Kejutan, Investasi Balikpapan Tembus Rp19,93 Triliun!”

    Tragis! BNPB Sebut 59 Korban Terjebak di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo, Ini Fakta Lengkapnya

    Tragis! BNPB Sebut 59 Korban Terjebak di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo, Ini Fakta Lengkapnya

    Indeks Ketahanan Pangan Kaltim Nomor 2, Seno Aji Bongkar Fakta Mengejutkan!

    Indeks Ketahanan Pangan Kaltim Nomor 2, Seno Aji Bongkar Fakta Mengejutkan!

    • Kutim
    • Samarinda
    • Kukar
    • Bontang
  • Hukum
  • Tokoh
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Sosial
  • Terkini
No Result
View All Result
Radar Nusantara
No Result
View All Result
Home Opini

Menjawab Panggilan Kartini di Zaman Yang Tak Lagi Sama

by Agus
21 April 2025
in Opini
0
Elfrida Sentyana Siburian, Kader DPC GMNI Samarinda Winner Duta Peduli Sejarah Indonesia 2024/2025.

Elfrida Sentyana Siburian, Kader DPC GMNI Samarinda Winner Duta Peduli Sejarah Indonesia 2024/2025.

153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

radarnusantara.co.idr, SAMARINDA – “Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang ‘gadis modern’, yang berani, yang dapat berdiri sendiri, yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang dan gembira, penuh semangat, dan keasyikan. Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kepentingan kebahagiaan dirinya sendiri, tetapi berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan sesama” (Surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang).

Seperti itulah ungkapan Kartini yang menaruh harapan akan sebuah perubahan yang lebih baik kepada seluruh kaum perempuan di zaman yang katanya sudah modern dan maju ini. Gadis modern yang diharapkan berdiri sendiri namun tidak menjadikan laki-laki sebagai musuh untuk memperoleh kemerdekaan.

RelatedPosts

Opini: Kejujuran dan Transparansi sebagai Pondasi Utama Pemimpin dalam Membangun BEM yang Progresif dan Bermartabat

Kartini telah membuka cakrawala baru bagi kaum perempuan. Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, perempuan selalu dikekang bahkan tak diijinkan bersuara apalagi mengambil peran dalam ruang ruang strategis dan politik. Maka tak salah Kartini menulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Puteri Jepara anak bangsawan itu harus bergulat dengan pemikirannya untuk merobohkan tembok dan sekat yang mengkerangkeng kaum perempuan.

Tangis yang ditulisnya dengan tinta kesedihan pun berganti dengan sistem penindasan yang baru apalagi di era media sosial ini. Munculnya sebutan baru untuk perempuan yang ingin menjadi dirinya sendiri, syarat perempuan harus putih dan cantik, perempuan tidak usah sekolah tinggi, pelecehan terjadi hanya karena busana perempuan dianggap terbuka, bahkan perempuan harus tetap mengemban peran ganda. Rasanya ini hanya memperbaharui sebutan dan penindasan yang ada di zaman dulu. Kata-kata diperbaharui padahal sama aja tujuannya untuk mengkelasduakan perempuan.

Perempuan masih dibelenggu dengan tuntutan di bangsa yang katanya cinta akan keadilan dan tidak memandang gender. Padahal kalau bicara soal kesetaraan gender maka yang ada di benak kita adalah “kita semua harus setara” bukan “perempuan harus di atas laki-laki”. Kartini ingin perempuan memiliki kesempatan yang sama, ruang yang adil, dan pastinya suara yang didengar tanpa bias gender. Itulah panggilan Kartini untuk seluruh perempuan di zaman yang sudah tak lagi sama ini. Namun, kendati demikian bukan berarti zaman dulu perempuan tidak berjuang, hanya saja perjuangan itu belum sepenuhnya membuahkan hasil.

Dunia serba cepat berubah pada akhirnya perempuan tak banyak kehilangan arah, dan sunyi dalam keramaian digital. Untuk hal ini ada yang perlu diperhatikan oleh pendidikan yakni penanaman konsep diri yang nantikan menentukan akan seperti apa dan menjadi bagaimana seseorang di dalam kehidupan masyarakat. Jangan ada lagi sebutan untuk perempuan tidak bisa mengemban tugas sebagai ketua, atau mengatakan perempuan lebih tepatnya di dapur dan fokus saja mengurus rumah tangga. Bukankan perempuan adalah pendidik utama peradaban?

Perempuan diambil dari tulang rusuk laki-laki yang artinya keduanya harus saling bergandengan tangan untuk mewujudkan panggilan Kartini. Bung Karno pun menegaskan bahwa persoalan perempuan adalah persoalan masyarakat, meski perempuan yang lebih tau apa permasalahannya bukan berarti laki-laki menutup mata.

Di berbagai daerah memang emansipasi perempuan telah dijalankan. Pemerintah juga memberikan kesempatan partisipasi perempuan 30 persen dalam politik, meskipun tetap saja banyak anggapan itu hanya memenuhi kuota saja bukan murni karena ingin mewujudkan kesetaraan tadi. Salah satu yang menjadi penyebab emansipasi belum berjalan yaitu rendahnya tingkat kepercayaam kepada perempuan untuk memperoleh hak dan kewajiban yang sama.

Tak salah jika panggilan Kartini adalah perempuan harus menjadi manusia seutuhnya. Perempuan harus menjadi bagian dari perjuangan. Kalau kita tarik ke belakang, pembebasan itu tak kunjung tuntas. Bahkan semakin miris dengan banyaknya korban pelecehan seksual, eksploitasi buruh perempuan, gaji yang minim itupun perempuan kadang harus berjuang dua kali lebih keras dari laki-laki. Ruang aman selalu disuarakan, tapi perempuan menemui banyak tempat dan hal yang justru membuatnya tidak nyaman. Lihat saja sampai sekarang RUU PPRT 20 tahun mangkrak tak kunjung diberi kejelasan.

Saya ingin menyampaikan kepada kaumku, tak perlu meminta maaf saat ingin menjadi diri sendiri. Meski dunia belum sepenuhnya memberi ruang, bangunlah ruang itu. Jika kamu ingin bersuara di media sosial maka lakukanlah dengan bijak tanpa harus menjatuhkan laki-laki, jangan ukur dirimu dari jumlah prestasi, jumlah likes atau followers tapi dari kamu menjadi diri sendiri dan berfikir kritis. Patahkan standar bahwa perempuan harus cantik dan putih. Kita tidak punya hak untuk memberi standar kepada kaum yang sedang berjuang untuk hal yang lebih besar dan penting. Apalah arti cantik jika tidak bisa membangun bangsa dengan karyanya.

Karena itu mari menjawab panggilan itu, mulai membangun kesadaran dan menghapus segala citra negatif tentang perempuan yang selama ini telah diterima, setidaknya ini membuka jalan agar rekonstruksi pola pikir yang baru terjadi. Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan yang tetap berjuang, bermimpi, belajar, dan mencinta akan keadilan. Mari melanjutkan kisahnya hingga kita sampai di zaman yang baik itu.

Penulis: Elfrida Sentyana Siburian, Kader DPC GMNI Samarinda Winner Duta Peduli Sejarah Indonesia 2024/2025

Related Posts

Nabil In Yoga, Mahasiswa Fakultas Hukum UWGM Samarinda.
Opini

Opini: Kejujuran dan Transparansi sebagai Pondasi Utama Pemimpin dalam Membangun BEM yang Progresif dan Bermartabat

16 April 2025

Pos-pos Terbaru

  • Bukan Sekadar Pemotongan! TKD 2026 Disebut Akan Ubah Arah Ekonomi Daerah
  • 7 Kasus Tambang Ilegal di Tahura Bukit Soeharto, Polda Kaltim Bergerak Sejak 2023 — Fakta Mengejutkan Terungkap
  • “Kemenhut Dan Unmul Siap Cetak ‘Ahli Ekonomi Karbon’ Generasi Baru!”
  • “Di Tengah Krisis Fiskal, Mahulu Siapkan Langkah Berani Menuju Kemandirian”
  • “Perubahan Besar di Kaltim: Regulasi Sungai Seluruh Provinsi Akan Diperketat!”

Komentar Terbaru

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Arsip

  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025

Kategori

  • Adv
  • APBD & Keuangan
  • Bontang
  • Budaya
  • Daerah
  • DPRD Kaltim
  • Ekonomi
  • Ekonomi Daerah
  • Hukum
  • Hukum & Kriminal
  • Hukum & Sosial
  • IKN
  • Internasional
  • Kaltim
  • Kesehatan
  • Ketenagakerjaan
  • Kukar
  • Kutim
  • Mahakam Ulu
  • Nasional
  • Opini
  • Pembangunan
  • Pemerintah Daerah
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Digital
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • Politik Daerah
  • Prestasi
  • Samarinda
  • Sosial
  • Tak Berkategori
  • Terkini
  • Tokoh
  • Tokoh Muda
  • Warta
  • Wisata

Kategori

  • Adv
  • APBD & Keuangan
  • Bontang
  • Budaya
  • Daerah
  • DPRD Kaltim
  • Ekonomi
  • Ekonomi Daerah
  • Hukum
  • Hukum & Kriminal
  • Hukum & Sosial
  • IKN
  • Internasional
  • Kaltim
  • Kesehatan
  • Ketenagakerjaan
  • Kukar
  • Kutim
  • Mahakam Ulu
  • Nasional
  • Opini
  • Pembangunan
  • Pemerintah Daerah
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Digital
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • Politik Daerah
  • Prestasi
  • Samarinda
  • Sosial
  • Tak Berkategori
  • Terkini
  • Tokoh
  • Tokoh Muda
  • Warta
  • Wisata

Box Redaksi

  • Home
  • Disclaimer
  • Iklan & Kerjasama
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap

Copyright © PT. Radar Nusantara Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Kaltim
    • Kukar
    • Kutim
    • Samarinda
    • Bontang
  • Hukum
  • Tokoh
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Sosial
  • Terkini

Copyright © PT. Radar Nusantara Media