radarnusantara.co.idr, SAMARINDA – Mega proyek prestisius pembangunan terowongan di jalan Sungai Dama kawasan Gunung Manggah kembali menjadi sorotan, pasalnya terowongan tersebut longsor sebelum beroperasi.
Intensitas hujan yang cukup tinggi diduga pemicu longsornya dinding terowongan tersebut. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, dan menimbulkan berbagai macam spekulasi bagaimana kekuatan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait.
Hal ini membuat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Samarinda merespon atas kejadian tersebut, Achmad Fawwaz Kabid Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Samarinda mempertanyakan bagaimana kualitas pekerjaan, pengawasan, hingga urgensi pembangunan infrastruktur yang kerap mengabaikan asas keselamatan.
“Ini sangat berbahaya, belum diresmikan saja sudah longsor, bagaimana nantinya setelah beroperasi?, pihak terkait perlu memperhatikan beberapa komponen khususnya bagian struktur pengerjaan apakah layak atau tidak,” ucapnya.
Dirinya juga menambahkan, jika kejadian longsor tersebut terus berlanjut, yang dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap masyarakat nantinya.
“Kita semua tentu waswas ketika dihadapkan bencana seperti itu, belum rampung namun banyak problem yang sudah terjadi, jika terus berlanjut tidak menutup kemungkinan masyarakat yang akan terkena dampaknya,” tambahnya.
Diakhir dirinya meminta kepada pihak terkait, baik kontraktor pengerjaan dan juga Pemkot Samarinda untuk segera mengevaluasi pengerjaan megaproyek terowongan tersebut, harus di cek bagian mana yang bermasalah agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Kami meminta kepada kontraktor pengerjaan dan Pemkot Samarinda untuk segera mengkaji, bila perlu evaluasi segala bentuk pengerjaan terowongan tersebut, jangan sampai masyarakat nantinya yang menjadi korban atas kelalaian pengerjaan proyek tersebut, jangan jadikan masyarakat sebagai bahan percobaan proyek yang bermasalah” pungkasnya.











