Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, menyambut antusias rencana hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di wilayahnya. Ia menilai pembangunan pabrik DME di Kutim merupakan langkah strategis yang krusial bagi kemandirian energi nasional.
“Prinsipnya, kita siap menyambut hilirisasi industri DME, yang menjadi salah satu prioritas pemerintah pusat,” ujar Ardiansyah.
Pabrik DME sendiri tercatat sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target rampung pada 2024. Namun, sejumlah kendala membuat proyek ini belum bisa berjalan sesuai rencana. “Sebelumnya sempat direncanakan, tapi ada beberapa hambatan. Yang penting, Kutim siap menjadi pusat hilirisasi energi nasional,” tambahnya.
Kutim merupakan salah satu daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia, dengan kontribusi mencapai 42,8 persen produksi nasional. Proyek DME dinilai sebagai langkah penting untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
“Meski saat ini belum ada koordinasi resmi dari pemerintah pusat terkait proyek ini, kami berharap hilirisasi industri ini bisa menjadi transformasi ekonomi yang nyata bagi daerah,” tutup Ardiansyah.











