RADARNUSANTARA.CO.ID –Tidak semua orang menghabiskan masa pensiunnya dengan bersantai di rumah atau melancong ke tempat wisata. Bagi dr. Bambang Surif, pensiun justru menjadi titik awal untuk kembali turun ke lapangan—kali ini bukan di ruang praktik, melainkan di zona konflik, Gaza, Palestina.
Pria 61 tahun asal Kutai Kartanegara ini baru saja menyelesaikan pengabdiannya sebagai dokter spesialis anak di RSUD Aji Muhammad Parikesit. Namun semangat kemanusiaannya tak ikut pensiun. Ia justru mendaftar menjadi relawan kesehatan dan bergabung dalam Emergency Medical Team yang diberangkatkan oleh Bulan Sabit Merah Indonesia ke Palestina.
“Saya sudah tiga kali mencoba daftar sebelumnya, tapi gagal. Baru kali keempat ini bisa lolos,” kata Bambang dalam konferensi pers di Gedung Dinas Kesehatan Kaltim, Samarinda, awal pekan ini.
Perjalanan ini bukan yang pertama dalam karier kemanusiaannya. Tahun 2000, saat baru lulus pendidikan dokter spesialis dari Universitas Hasanuddin Makassar, ia pernah dikirim ke Poso, Sulawesi Tengah, ketika daerah itu dilanda konflik berkepanjangan.
“Saya masih ingat mayat-mayat bergelimpangan di sungai. Itu jadi pengalaman yang tidak pernah saya lupakan,” kenangnya penuh haru.
Berangkat ke Gaza pada 5 Agustus 2025 melalui Amman, Yordania, Bambang tidak sendiri. Ia bersama dua dokter lain dari Jawa. Mereka dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 23 Agustus mendatang, melalui jalur yang sama.
Bambang menyadari risikonya tidak kecil. Tapi tekadnya kuat. “Kalau bukan kita, siapa lagi? Gaza butuh banyak bantuan. Saya masih sehat dan punya kemampuan. Saya ingin membantu,” tuturnya mantap.
Sosok yang pernah menjabat Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kukar periode 2010-2013 ini membuktikan bahwa semangat pengabdian tak pernah mengenal usia. Selamat bertugas, Dokter Bambang!





