radarnusantara.co.idr, Samarinda – Proses pembangunan tugu pesut yang berada di persimpangan mall lembuswana memakan waktu yang lama dalam pekerjaannya namun ketika tugu pesut ini telah jadi justru menjadi pertanyaan ke masyarakat kota samarinda, dan bahkan secara masyarakat kalimantan timur pun bertanya tanya proyek strategis pemkot samarinda ini ada yg mengatakan 1,1 M, ada juga yang mengatakan 1,8 M kalau dilihat dengan anggaran semacam itu, sudah dapat membangun satu fasilitas pendidikan yang jauh lebih penting ketimbang tugu pesut.
Hal itu membuat Maulana, Presiden BEM KM Unmul menyoroti tugu pesut yang menuai pro dan kontra di mata masyarakat Kalimantan Timur.
“Inikan menjadi ke ambigiuan terhadap publik khususnya warga kota samarinda, yang dikatakan bahwa iconic ini merupakan wujud salah satu hewan mamalia yaitu pesut yang berada di sungai mahakam samarinda kita lihat saja bentuknya seperti angka 0 bahkan masyarakat sulit memahami tugu tersebut,” ucap Maulana.
Lebih lanjut, ia juga menambahkan, BEM KM Unmul meminta Pemerintah Kota Samarinda harus segera memberikan klarifikasi kepada publik khususnya ke warga kota samarinda.
“Pembangunan infrasturktur ini telah menuai banyak kritikan, pertanyaan namun pemerintah kota samarinda sampai saat ini belum angkat bicara atau bahkan belum mengklarifikasi terhadap pembangunan ini,” tambahnya.
Dirinya juga mengatakan kritik dan pertanyaan adalah bagian penting dari kontrol sosial dalam kebijakan atau proyek strategis yang dilakukan pemkot samarinda. Tidak seharusnya pandangan masyarakat Kalimantan Timur dianggap sebagai hal yang salah. Prinsip “Cogitationis poenam nemo patitur” menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat dihukum atas pemikirannya.
“Kritik ini bukan tentang siapa yang menyampaikannya atau golongan tertentu, melainkan tentang menjaga demokrasi, serta sosial control di Kalimantan Timur tetap terjaga. Apabila pemkot samarinda tidak segera mengklarifikasi kepada publik dengan secepatnya maka ini menjadi amarah dan ke khawatiran masyarakat samarinda bahwa pemkot samarinda mengabaikan pertanyaan dan kritik dari warga samarinda,” timpalnya.
Akhir kata, Maulana berharap Pemkot Samarinda harus bertanggungvjawab kepada masyarakat kota samarinda dan Kalimantan Timur terhadap proyek strategis yang telah mereka laksanakan.
“Kami berharap Pemkot Samarinda harus segera klarifikasi kepada publik karena ini sudah didengar satu indonesia dan nasional karena menjadi kebingungan bahkan kita ditertawai dengan pembangun tugu yang tidak berbentuk pesut itu. Saya rasa kita malu apabila ini sudah terdengar sampai kepada nasional,” pungkasnya.











