PASER – Lahan bekas tambang batu bara seluas 20 hektare di Desa Lolo, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, akan dikembangkan menjadi kawasan budidaya tanaman pangan, khususnya jagung. Langkah ini merupakan bagian dari program pemerintah pusat dalam mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional.
Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Wibowo, mengatakan survei lokasi telah dilakukan bersama sejumlah pihak, di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Koalisi Pemantau Kinerja Nasional (KPKN) RI, PT Bio Agro Lestari Indonesia, serta Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).
“Kami melakukan koordinasi dan survei di Desa Lolo untuk persiapan budidaya jagung. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan nasional,” ujar AKBP Novy, Minggu (26/10/2025).
Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor tersebut mencakup penelitian kondisi tanah, penggunaan pupuk ramah lingkungan, dan kajian ilmiah agar lahan eks tambang dapat dimanfaatkan kembali secara produktif.
“Lahan ini dulunya merupakan area tambang batu bara. Kini kami siapkan untuk dikelola menjadi lahan pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Dari total 20 hektare lahan yang direncanakan, sekitar 8 hektare telah melalui proses land clearing. Tim dari BRIN juga telah melakukan uji kandungan hara tanah untuk memastikan kesesuaian lahan terhadap bibit jagung pipil.
AKBP Novy menyebutkan, kegiatan ini merupakan langkah konkret Polres Paser dalam mendukung program pemerintah pusat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan menjadi salah satu solusi penguatan ekonomi daerah melalui sektor pertanian,” pungkasnya.











