Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan tengah mengambil langkah inovatif untuk mengatasi kekurangan guru yang cukup mengkhawatirkan di sekolah-sekolah dasar hingga menengah. Dengan angka kekurangan guru mencapai ratusan, Pemkot berencana menerapkan mekanisme kontrak kerja individu bagi tenaga pendidik, sebuah strategi yang diharapkan bisa menjadi solusi cepat tanpa melanggar aturan kepegawaian terbaru.
Langkah ini muncul sebagai respons atas kebijakan pemerintah pusat yang melarang penambahan tenaga kontrak daerah yang dibiayai dari APBD. Namun, Pemkot Balikpapan tak tinggal diam. Staf Ahli Wali Kota Bidang Sosial, Kesejahteraan, dan Pengembangan SDM, Admin Siregar, mengungkapkan bahwa pemerintah kota sudah menyiapkan skema kontrak individu yang dibiayai oleh APBD dalam rancangan anggaran tahun depan.
“Kami ingin memastikan perekrutan guru tetap berjalan lancar, tanpa melanggar aturan. Dengan skema kontrak individu ini, kami juga telah mengalokasikan anggaran untuk gaji dan jaminan kesehatan tenaga pendidik,” jelas Admin Siregar, saat mewakili Wali Kota Rahmad Mas’ud dalam pembukaan Festival Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kota Balikpapan Tahun 2025, Senin (6/10/2025).
Menurut data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, kebutuhan guru masih defisit sekitar 400-500 orang, yang tersebar di jenjang TK, SD, dan SMP. Kondisi ini tentu menjadi tantangan serius dalam upaya menciptakan pendidikan berkualitas.
Namun bukan hanya soal jumlah guru, Admin Siregar juga menyoroti peran penting para guru dalam program Makanan Bergizi Gratis (MPG) yang sedang digalakkan Pemkot. Guru tidak hanya mengajar, tapi juga bertugas mengawasi distribusi makanan agar tepat sasaran, membantu mencetak generasi sehat dan cerdas.
“Saat ini, sekitar 30 ribu dari total 125 ribu pelajar sudah merasakan manfaat MPG. Target kami pada 2025, setidaknya separuh pelajar di Balikpapan bisa mendapatkan program ini,” ujarnya penuh semangat.
Festival GTK 2025 yang digelar bersamaan menjadi ajang apresiasi bagi guru dan tenaga kependidikan yang menunjukkan inovasi serta dedikasi luar biasa dalam mendukung transformasi pendidikan nasional. Ketua Panitia Festival, Emmy Mulyani, menegaskan bahwa penghargaan diberikan kepada pendidik yang membawa perubahan positif dan berdampak nyata bagi murid, sekolah, dan masyarakat.
“Festival ini juga menjadi momen motivasi agar para guru terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan tetap semangat dalam menjalankan tugas mulia mereka,” pungkas Emmy.
Dengan langkah strategis seperti skema kontrak individu dan program-program inovatif, Balikpapan berusaha memastikan pendidikan tetap berjalan optimal, meski tantangan kekurangan guru masih membayangi. Apakah strategi ini akan berhasil? Warga Balikpapan tentu berharap, langkah ini menjadi solusi nyata bagi masa depan pendidikan yang lebih cerah.











